Pemerintah Jepang masih terus berkomitmen untuk membantu Presiden RI Prabowo Subianto dalam mengaplikasikan program makan bergizi gratis kepada anak sekolah. Hal ini diungkapkan Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, Kamis (19/12/2024).
Masaki mengatakan pihaknya sempat mengundang sejumlah pakar dari Badan Gizi Nasional Indonesia untuk meninjau pelaksanaan makan bergizi gratis di Jepang, September lalu. Menurutnya, sistem makan bergizi ala Jepang dapat diaplikasikan ke Indonesia.
“Kami akan terus membantu Indonesia dalam program makan bergizi gratis di sekolah karena kami memiliki sistem yang sama dan aplikasinya terjadi setelah perang. Setelahnya ekonomi bertumbuh pesat tapi program ini masih terus dilaksanakan,” ujarnya.
Mengenai pendanaannya, pihaknya mengaku akan menarik sektor swasta untuk membantu hal ini. Nantinya, peran pihak swasta dalam hal ini akan dikombinasikan dengan sejumlah pihak-pihak lain.
“Ini dapat dilakukan dengan misalnya menarik pakar dari Jepang. Dan setelahnya kita akan mengkombinasikan dengan sejumlah pihak, dan memamerkan kolaborasi ini kepada perusahaan Jepang,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo telah mengatakan bahwa program makan bergizi gratis itu akan dimulai awal tahun depan dengan alokasi anggaran mencapai Rp 71 triliun. Menurutnya, ini akan membuat desa sejahtera karena bisa menerima hingga Rp 8 miliar setahun.
“Makan bergizi ini juga hal strategis. Kita selamatkan anak-anak kita tapi dengan itu kita akan memberdayakan ekonomi pedesaan, ekonomi kecamatan, ekonomi kabupaten, ekonomi provinsi,” ujar Prabowo saat menghadiri seremoni Penyerahan Secara Digital Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Alokasi Transfer ke Daerah (TKD) Tahun Anggaran 2025 serta Peluncuran Katalog Elektronik Versi 6.0 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
“Dengan makan bergizi, desa per tahun melalui uang makan untuk tiap anak-anak itu beredarnya adalah kurang lebih Rp 8 miliar per desa per tahun.”
“800% meningkat peredaran uang di daerah-daerah. Kita akan balikkan uang yang tersedot ke pusat ke Jakarta kita balik uang sekarang akan turun ke desa-desa, ke daerah-daerah,” lanjutnya.