Kabar baik bagi pemegang saham produsen sarung tangan karet. Harga karet di pasar Jepang berada dalam tren bullish, bahkan mencetak rekor harga tertinggi dalam 13 tahun terakhir atau 2011. Hal ini menjadi angin segar bagi Indonesia yang merupakan produsen besar karet dunia.
Kenaikan harga karet dapat mendorong kenaikan harga saham emiten sarung tangan karet. Tercatat terdapat tiga emiten produsen sarung tangan karet yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Melesatnya harga karet di pasar Jepang, mendorong penguatan pada saham-saham produsen sarung tangan pada perdagangan intraday hari ini Selasa (12/11/2024).
Sementara itu, secara valuasi, ketiga emiten sarung tangan secara industri sudah cukup overvalued alias mahal. Dimana rata-rata price earning ratio/PER di industri sarung tangan berada di PER 10, sehingga ketiga tidak begitu murah dalam industrinya.
Akan tetapi secara Price Book Value (PBV), saham HALO dan SURI masih berada di harga wajarnya.
Harga karet di pasar Jepang terus melonjak. Berdasarkan data Refinitiv harga karet alam di pasar Osaka, Jepang pada kontrak enam bulan mencapai harga tertinggi sejak 13 tahun lalu pada 2 Oktober 2024 di JPY 412,9 per ton. Saat ini harga karet sedang terjadi koreksi dan berada di level JPY365 per ton pada perdagangan Jumat (8/11/2024), tapi tetap berada di level yang tinggi.
Indonesia menjadi salah satu negara yang diuntungkan karena kenaikan harga karet sebab merupakan salah satu produsen terbesar penghasil karet di dunia.
Berdasarkan data Malaysian Rubber Council menunjukkan produksi karet global pada 2023 mencapai 28,8 juta atau turun 2,7%.
Harga karet alam di pasar Jepang menguat karena Curah hujan monsun berlebihan setelah kekeringan di Thailand, produsen karet terbesar dunia, dan kerusakan akibat topan di Tiongkok, penghasil karet terbesar kelima, menurunkan produksi bahan pembuat ban ini, mengurangi prospek produksi dan mendorong harga ke level tertinggi dalam 13 tahun.