Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bicara terkait penyehatan anak usaha perusahaan pelat merah. Selain akan menindak tegas perilaku fraud dan penipuan, pihaknya juga melakukan perbaikan manajemen dan bisnis.
Erick menyebut, salah satu anak perusahaan Bio Farma, yaitu PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF) berkeinginan untuk berbisnis obat-obatan herbal. Sebab, selama ini bahan baku utama emiten BUMN di sektor farmasi tersebut sangat bergantung oleh impor.
“Seperti Indofarma saya rasa awal daripada cita-cita kami itu kan kalau selama ini kita bergantung oleh obat impor waktu itu, atau bahan baku impor yang hampir mencapai 80%, tadinya kan cita2, ini kan cita-cita boleh lah, Indofarma itu kita mau khususkan di herbal, di roadmap kita,” ungkapnya di gedung Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (1/11).
Menurutnya, potensi obat-obatan herbal nasional tak kalah dengan India dan China. Apalagi, obat-obatan herban saat ini sudah menjadi salah satu pengobatan alternatif yang mendunia.
“Cuma kan sayangnya, ya kembali, GCG kalau dilanggar ya cita-cita itu gak jadi kenyataan,” ucapnya.
Erick menegaskan, saat ini yang menjadi fokus Indofarma adalah penyehatan perusahaan. Pihaknya juga telah berdiskusi dengan beberapa partner dan sektor swasta yang dapat menjamin bahan baku penting.
“Tapi modeling ini yang saya ingin supaya ada check and balance ya bahan bakunya terkontrol, market dalam negerinya juga dapet tapi ini ke luar negerinya juga dapet. Karena dengan check and balance saling kontrol ini saya rasa itu yang jadi metode yang sangat ampuh untuk BUMN hari ini dan kedepan,” jelasnya.