Demand Meningkat, BUMI Ramal Harga Batu Bara Masih Tinggi

Tambang batu bara Asam-Asam yang dikelola PT Arutmin, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Tambang batu bara Asam-Asam yang dikelola PT Arutmin, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan harga batu bara masih tetap tinggi di tengah meningkatnya permintaan global. Produsen batu bara terbesar ini memproyeksikan harga batu bara bisa bertahan di level US$ 140 sampai dengan US$ 160 per ton dalam beberapa bulan ke depan.

Direktur Independen dan Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava menjelaskan bahwa ada ketidakpastian di masa mendatang. Namun, dengan prospek yang ada saat ini, harga batu bara diharapkan masih tetap tangguh.

Meskipun sulit untuk membuat prediksi dalam jangka panjang, BUMI tetap yakin bahwa harga batu bara akan tetap stabil dalam kisaran tersebut.

“Jadi, mari kita realistis bahwa meskipun kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dalam enam bulan atau satu tahun ke depan, kami berpikir bahwa prospeknya sudah tepat. Harga batu bara seharusnya dapat bertahan di level US$ 140 hingga US$ 160,” ungkap dia dalam acara Indonesia Investment Education, BUMI 1H 2024: Future Prospects Discussion, dikutip Senin (9/9/2024).

Di samping itu, dia menambahkan bahwa meskipun kondisi saat ini sangat menantang, BUMI tetap optimis harga batu bara bisa bertahan di level yang baik. Dengan begitu, BUMI memiliki potensi lebih besar untuk melakukan ekspansi dan mengelola pendapatan dengan lebih baik.

Sebelumnya, Dileep juga mengungkapkan bahwa produksi batubara perusahaan di semester I 2024 mengalami kenaikan sebesar 7% dan penjualan naik sebesar 7% jika dibandingkan paruh pertama tahun 2023. Kondisi tersebut membuat BUMI berhasil mencatat kenaikan laba periode berjalan sepanjang semester I tahun 2024 sebesar 4% atau menjadi US$ 84,9 juta dibanding dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masih positif sebesar US$ 3,1 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*